Bagaimanakah Peranan Jantung dalam Perspektif Islam ?


Bila kepada Anda diajukan pertanyaan; Apakah organ tubuh yang berfungsi untuk melihat? Jawabannya pasti mata. Demikian pula jika ditanyakan; apakah organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar? Telinga, itu pasti jadi jawabannya. Organ tubuh yang berfungsi untuk mencium bau? Hidung, demikian Anda akan menjawab. Organ tubuh yang berfungsi untuk mengecap dan mendeteksi rasa makanan? Jawaban Anda sudah bisa dipastikan, lidah. Organ tubuh untuk merasakan suhu, panas atau dingin?
Kulit, sangat mudah Anda menjawabnya.

Bila pertanyaan berlanjut tentang organ tubuh yang berfungsi untuk memikirkan sesuatu? Umumnya kebanyakan orang akan mejawab, otak sambil memegang kepalanya. Dan bila ditanyakan, apakah organ  tubuh yang berfungsi untuk merasakan bahagia atau sedih? Biasanya sebagian tampak kebingungan sambil berbisik, tidak ada organnya karena itu pekerjaan batin. Namun bagi yang menjawab akan mengatakan hati-lah yang berfungsi untuk merasakan bahagia dan sedih, senang dan duka.

Namun yang menarik adalah ketika diminta menjawab sambil menunjukkan tempat organ itu berada, Anda dan juga hampir semua orang akan meletakkan tangan di dada untuk menunjukkan hati yang berfungsi untuk mengolah perasaan manusia. Menarik bukan?

Karena bukankah organ yang terletak dalam dada itu bukanlah hati, melainkan jantung, artinya telah terjadi kesalahan massal dalam memahami dan menggunakan kata “hati” dalam masyarakat kita, baik kalangan akademik atau terpelajar maupun awam. Kita sering keliru membedakan mana fungsi hati dan mana fungsi jantung.

Fungsi jantung yang sebenarnya
Untuk memiliki pemahaman yang utuh mengenai jantung, berikut ini adalah kesimpulan dari hasil kajian Dr. Abd Daim Kahil, seorang ilmuwan pengkaji mukjizat saintifik Al-Qur’an dari Syria, Setelah meneliti 70 referensi ilmiah mengenai jantung, Kahil mencatat kesimpulan sebagai berikut:

v  Mulai abad 21 dan sejak perkembangan pesat bidang pencangkokan jantung dan pembedahan jantung buatan, para peneliti mulai menyadari adanya fenomena aneh dan samar yang terjadi pada psikologis pasien setelah pencangkokan jantung. Kahil menyimpulkan bahwa jantung memiliki peranan vital dalam psikologis manusia. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan psikologis pasien yang jantung aslinya diganti oleh jantung buatan.

v  Temuan menarik pada semua orang yang mengganti jantungnya dengan jantung buatan, mereka telah kehilangan perasaan dan kemampuan untuk mencinta. Pada 11/8/2007, koran Washington Post memuat laporan tentang Peter Houghton yang melakukan operasi pencangkokan jantung buatan. Dia berkata: “Perasaanku telah berubah, saya tidak mampu mengetahui apa yang saya benci dan apa yang saya cintai, bahkan saya tidak punya rasa apa pun kepada cucu-cucu saya.”

v  Prof. Gary Schwartz specialis kejiwaan di Universitas Arizona dan Prof. Linda Russek yakin kalau jantung memiliki kekuatan khusus yang membuatnya dapat menyimpan dan mengolah informasi. Karenanya memori itu tidak saja ada di otak tapi juga di jantung. Prof. Gary melakukan penelitian yang melibatkan lebih dari 300 pasien yang melakukan operasi pencangkokan jantung. Dia menemukan kalau semua pasien itu mengalami berbagai perubahan psikologis setelah operasi.

v  Rollin McCraty dan Mike Atkinson melakukan penelitian yang dipublikasikan di pertemuan tahunan Pavlovian Society. Mereka menemukan adanya hubungan antara jantung dan kesadaran.
Mereka membuktikannya dengan mengukur aktivitas elektromagnetik jantung dan otak saat orang berusaha memahami sesuatu. Mereka menemukan bahwa saat performa jantung pada level rendah, kesadaran pun akan rendah.

v  Setelah melakukan banyak penelitian, Dr. Paul Pearsall berkata: “Jantung dapat merasa dan mengingat dan ia mengirimkan getaran untuk berkomunikasi dengan jantung-jantung lain. Ia juga membantu pengaturan imunitas tubuh. Ia juga mengirimkan informasi pada setiap detakan ke seluruh tubuh.” Beberapa peneliti bertanya: “Mungkinkah ingatan tetap di lubuk jantung terdalam?” Di dalam bukunya, Dr. Paul menulis: “Saat tiba-tiba Anda merasa gembira atau sedih, Anda menempelkan tangan di dada tanpa Anda sadari.”

v  Jantung berisi jaringan neuron yang rumit. Ia mengeluarkan hormon-hormon yang mengendalikan seluruh badan. Ia dapat mengingat, merasa dan mengendalikan emosi setiap detakannya dengan mengirim pesan pesan ke otak dan semua organ-organ tubuh. Pesan-pesan ini tak lebih dari sinyal-sinyal elektromagnetik. Performa jantung dan sinyal sinyal itu berubah sesuai status jantung.

Dari temuan-temuan ilmiah tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi jantung yang sesungguhnya adalah lebih dari sekadar memompa darah dan menyuplai oksigen, namun juga berfungsi untuk berpikir dan merasakan berbagai emosi yang terjadi dalam diri kita. Itulah karenanya, ketika kita merasa sedih, kecewa, marah, atau bahagia tanpa sadar tangan kita memegang dan mengelus dada, karena di dalam jantung yang tersimpan dalam dada itulah segala perasaan bermuara.

Kembali kepada pertanyaan di awal tulisan ini, jawaban untuk pertanyaan; apakah organ tubuh yang berfungsi untuk merasakan bahagia dan sedih, adalah jantung, bukan hati. Hati yang terletak di sebelah kanan perut kita sama sekali tidak memiliki fungsi untuk berpikir dan merasa.

Di sinilah terjadi kerancuan itu, kata yang dipilih adalah hati tetapi organ yang ditunjuk adalah jantung, padahal keduanya jelas berbeda. Artinya menyebut hati sebagai organ yang berfungsi untuk merasa adalah kesalahan bahasa yang terlanjur menjadi ‘kesepakatan’ bangsa kita.

Dalam bahasa Arab jantung itu disebut (qalb). Demikian pula ketika berbicara mengenai perasaan, untuk menyatakan hati senang misalnya diungkapan dengan (fariha qalbi).

Jantung Pusat Iman
Ada sebuah kisah, ada seorang wanita menikah dengan seorang pria, 2 tahun kemudian pria ini menembak diri dalam keadaan atheis. Dokter mengatakan Jantungnya sehat, lalu dicangkokkan kepada seorang pria beriman yang memerlukan. Secara tidak sengaja, pria beriman ini bertemu dengan wanita ‎‎(janda pria yang bunuh diri) tadi. Saat dia melihat janda ini, ia merasa telah mengenalnya, kemudian bilang kalau dia mencintai janda ini dan tidak dapat hidup tanpanya. Yang mengejutkan, pria beriman ini menjadi atheis sampai kemudian bunuh diri dengan senjata api. Dia menembak kepalanya sendiri dan mati dengan cara yang sama seperti pria pertama. (Daily Mail, ‎‎10/4/2008). Penjelasan sederhananya adalah: Kesadaran dan pusat pemikiran ada di Jantung, bukan di Otak.
Baca Juga Kajian Ilmiah Tentang Cinta
Banyak kisah tentang orang yang memakai Jantung buatan yang kehilangan Iman kepada Tuhan .Ini berarti Iman adanya di Jantung bukan di Otak. Dalam hal ini, Allah berfirman: “Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: ‎‎"Kami telah beriman", padahal Qalbu mereka belum beriman” (Al-idah 5:41)“.. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada Qalbunya ..”(At-Taghâbun 64:11)
Hubungan Qalbu dan belajar di dalam al-Quran, Allah berfirman:“… dan Allah telah mengunci mati Qalbu mereka, maka mereka tidak mengetahui “ (At-Taubah 9:93)

Pandangan Quran tentang Peranan Jantung dalam Kesadaran, memori, belajar dan memahami

Fungsi jantung yang mengejutkan para ilmuwan melalui temuan mereka di awal abad 21 dengan berbagai kesimpulan-kesimpulan yang dipaparkan diatas, sesungguhnya telah disebutkan dalam Al-Qur’an ribuan tahun yang lalu.

Bacalah surat Al-Hajj ayat 46:
46. Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hatiyang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Atau surat Al-A’raf ayat 179 yang dengan jelas menjelaskan fungsi setiap indera:
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.

Ayat ini jelas memberitahukan kepada kita tentang Qalbu sebagai pusat Kesadaran tubuh manusia. Qalbu adalah cara memahami 1. Qalbu adalah alat berfikir. 2. Mata adalah alat melihat. 3. Telinga adalah alat mendengar.
Jelaslah bagaimana Al-Qur’an mengenalkan fungsi jantung yang sesungguhnya sejak ia diturunkan lebih dari 1.440 tahun yang lalu.

Dari sini juga dapat diketahui terjadi kerancuan terjemah kata qalb dalam Al-Qur’an dengan hati. Qalb dalam Al-Qur’an merujuk pada jantung bukan hati.

Kesehatan kita diukur dari kesehatan Qalbu. Ketika Qalbu berhenti, berarti hidup kita “TAMAT”. Rosulllah sallalahu’alaihi wasallam telah bersabda “Di dalam tubuh manusia itu ada segumpal darah, apabila segumpal darah itu baik maka baiklah seluruh tubuh manusia itu, dan apabila segumpal darah itu rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Dia itu adalah Qalbu” (H.R. Bukhari)
Disarikan dari sumber:
https://www.academia.edu/8077147/Bagaimana_sebenarnya_pandangan_islam_mengenai_peranan_jantung_bagi_tubuh_

Berlangganan Untuk Menerima Update Terbaru: